21 research outputs found

    Identification Critical Thinking Stages Of Students’ Mathematics Education Study Program FMIPA UNNES For Solving Mathematics Problems

    Get PDF
    This research is qualitative research that purpose to describe critical thinking stages of college students for each level of critical thinking skills in Mathematics Education Study Program FMIPA UNNES for solving mathematics problems. In the clarification, a subject in critical thinking level 0 until level 3 showed the same characteristic that is getting the information in the picture, and be able to create images to get additional information. In the assessment, subjects in critical thinking level 0 just dig a small portion of relevant information, the subject in critical thinking level 1 until level 3 dig most of the information. In the inference stage, a subject in critical thinking level 0 to level 2 only using inductive thinking, subject in critical thinking level 3 using deductive thinking. In the strategy stage, a subject in critical thinking 0 using the analogy or not can come up with strategies employed, subject in critical thinking level 1 and level 2 using the analogy, subject level 3 using his own ideas by looking for relationships in solving problems. Keywords: critical thinking, the stages of critical thinking, clarification, assessment, inference, strategies , and solving mathematics problem

    Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Mengembangkan Kecakapan Matematika Siswa Pendidikan Dasar Kelas VII Sebagai Implementasi KBK

    Get PDF
    Tulisan ini membahas hasil penelitian tentang model pembelajaran berbasis masalah untuk mengembangkan kecakapan matematika siswa pendidikan dasar kelas vii sebagai implementasi KBK. Penelitian ini mengacu pada model R & D yang dikembangkan oleh Dick and Carey dan dilaksanakan dalam 3 langkah besar yaitu (1) needs assessment (assess needs to identify goal(s), conduct instructional analysis, analyze learners and contexts, and write performance objective);(2) Pengembangan (develop assessment instruments, develop instructional strategy, and develop and select instructional materials); dan (3) Uji coba dalam pembelajaran (ujicoba perorangan‐revisi‐ujicoba kelompok kecil (6‐8 siswa)‐revisi‐ujicoba kelas‐revisi). Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMP Kelas VII (1) di kabupaten Semarang. Variabel bebasnya adalah model pembelajaran berbasis masalah, sedangkan variabel terikatnya adalah kecakapan matematika yang terdiri dari pemahaman konsep, kelancaran berprosedur, kompetensi strategi, penalaran adaptif, dan berkarakter produktif. Alat pengumpul data berupa lembar pengamatan, angket refleksi siswa terhadap pembelajaran dan angket untuk siswa, tes tertulis. Data dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian ini adalah diperoleh hasil analisis kebutuhan, dikembangkan model pembelajaran berbasis masalah yang mengkombinasikan berbagai kegiatan seperti penemuan konsep dan prinsip, diskusi kelompok kecil, dan pemberian pertanyaan‐pertanyaan stimulus kepada siswa sehingga kecakapan matematika siswa berkembang seimbang dan dikembangkan instrumen penilaian berupa kartu masalah, lembar kerja siswa. Kata kunci : kurikulum berbasis kompetensi, kecakapan matematika, model pebelajaran berbasis masala

    The students’ critical thinking ability through problem posing learning model viewed from the students’ curiosity

    Get PDF
    Critical thinking is an embodiment of high level thinking. The purposes of this research were to know that the critical thinking ability of class VIII SMP Negeri 1 Wangon on Problem Posing passes the learning completeness grade, the critical thinking ability of class VIII SMP Negeri 1 Wangon on Problem Posing is better than Direct Instruction, and to describe the students’ critical thinking ability through Problem Posing seen from the students’ curiosity. The results showed that: 1) critical thinking ability of class VIII SMP Negeri 1 Wangon on Problem Posing pass the learning completeness grade; 2) critical thinking ability of class VIII SMP Negeri 1 Wangon on Problem Posing is better than Direct Instruction; 3) subject with high curiosity are able to accomplish 6 indikators, while the subject with medium curiosity are able to accomplish 5 indikators, and subject with low curiosity are able to accomplish 3 indikators

    The creative thinking ability in anchored instructions (AI) learning reviewed from mathematical disposition

    Get PDF
    The purposes of this research were to test the learning process using Anchored Instructions (AI) model to reach the learning mastery and to describe the ability of creative thinking use Anchored Instructions (AI) reviewed from Mathematical disposition. This research was mix methods research with triangulation concurrent model. The population in this research was VII grade students of SMP N 3 Ungaran academic year 2017/2018. The sample was the students of VII-I class. Particularly, the subject of this research was the students of VII-I class who have high, medium, and low mathematical disposition category. This research used quantitative data to test the average of one group and the proportion of the other group. Further, the qualitative data were analyzed by Miles and Huberman model. In the process of the interview, there were two subjects in each mathematical disposition category. Eventually, the result of this research showed that the learning process by using Anchored Instructions (AI) model reached the learning mastery and described the ability of students' creative thinking with Anchored Instructions (AI) model reviewed from mathematical disposition. It was proven through the students with high mathematical disposition who had all of the aspects of mathematical disposition ability namely fluency, flexibility, and novelty. The students with medium mathematical disposition had fluency and flexibility aspect of mathematical disposition ability. The last, the students with low mathematical disposition only had one aspect of creative thinking ability that was fluency

    Scaffolding sebagai Alternatif Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika

    No full text
    Berpikir kritis merupakan salah satu berpikir tingkat tinggi Menurut Crawford &amp; Brown (2002) berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) merupakan gabungan dari berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berpikir pengetahuan dasar. Faktanya siswa masih kesulitan berpikir kritis matematika. Tulisan ini mengkaji scaffolding sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Scaffolding dapat diberikan kepada siswa dapat berupa memodelkan perilaku tertentu (modeling of desired behaviors), menyajikan penjelasan (offering explanations), mengundang partisipasi siswa (inviting student participation), verifikasi dan klarifikasi pemahaman siswa (verifying and clarifying student understandings), dan mengajak siswa memberikan petunjuk/kunci (inviting students to contribute clues). Pada prinsipnya scaffolding diberikan kemudian pemberian scaffolding dikurangi dan pada akhirnya dihilangkan setelah siswa benar-benar memperoleh pemahaman.</p

    Peningkatan Literasi Matematika Mahasiswa Melalui Pembelajaran Inovatif Realistik E-Learning Edmodo Bermuatan Karakter Cerdas Kreatif Mandiri

    No full text
    Kemampuan literasi matematika siswa-siswa  Indonesia  dari hasil penilaian secara internasionaal oleh negara-negara maju OECD peringkat PISA Matematika siswa  Indonesia masih belum baik  dibandingkan dengan negara-negara lain. Permasalahan penelitian ini adalah;(1) Bagaimana mengembangkan  perangkat pembelajaran   Inovatif  Realistik E-Learning Edmodo  bermuatan karakter Cerdas Kreatif  Mandiri    dengan  penilaian berorientasi   PISA   yang dapat dilaksanakan  pada perkuliahan Telaah Kurikulum Matematika I   bagi mahasiswa calon  guru SMP yang valid?; (2) Bagaimana mengembangkan  perangkat pembelajaran   Inovatif  Realistik E-Learning Edmodo  bermuatan karakter Cerdas Kreatif  Mandiri    dengan  penilaian berorientasi   PISA   yang dapat dilaksanakan  pada perkuliahan Telaah Kurikulum Matematika I   bagi mahasiswa calon  guru SMP yang praktis?; (3) Apakah dengan mengimplementasikan perangkat pembelajaran  inovatif  Realistik E-Leraning Edmodo  bermuatan karakter Cerdas Kreatif Mandiri dengan penilaian berorientasi  PISA efektif  dapat meningkatkan   literasi  matematika mahasiswa calon guru  SMP pada mata kuliah  Telaah Kurikulum Matematika I?; (4) Apakah kualitas pembelajaran  inovatif  Realistik E-Leraning Edmodo  bermuatan karakter Cerdas Kreatif Mandiri dengan penilaian berorientasi  PISA  pada mata kuliah Telaah Kurikulum Matematika I   memenuhi kategori minimal baik?; (5)Apakah pembelajaran inovatif  Realistik E-Leraning Edmodo  bermuatan karakter Cerdas Kreatif Mandiri dengan penilaian berorientasi  PISA pada perkuliahan Telaah Kurikulum  Matematika I  dapat meningkatkan karakter mahasiswa yang lebih baik?      Metode penelitian  R&amp;D. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan terhadap perangkat pembelajaran Pembelajaran Inovatif  Realistik E-Learning Edmodo  Bermuatan Karakter Cerdas Kreatif Mandiri. Perangkat yang dikembangkan meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Mahasiswa (LKM), dan Tes Literasi Matematika (TLM). Instrumen penelitian berupa lembar validasi perangkat pembelajaran yang meliputi: silabus, rencana pembelajaran, lembar validasi LKM, lembar validasi instrumen  TLM, lembar observasi pengelolaan guru, lembar sikap siswa dalam pembelajaran, angket respon siswa, dan angket respon guru. Model pengembangan perangkat pembelajaran  mengacu model 4-D Thiagarajan yang dimodifikasi. Rancangan uji coba perangkat pembelajaran dengan quasi-experimental design dengan pretest-posttes control group design. Populasi penelitian  ini  mahasiswa MK Telaah Kurikulum Matematika I. Variabel-variabel  pada penelitian ini  yaitu; Variabel  LM, Variabel kemampuan dosen mengelola pembelajaran, Variabel respon mahasiswa dan respon Dosen, Variabel  kualitas pembelajaran dan karakter Cerdas Kreatif Mandiri . Analisis data untuk validitas dan kepraktisan perangkat dianalisis dengan statistik deskriftif. Analisis data keefektifan dengan uji proporsi ketuntasan LM dan uji perbedaan rata-rata dua mean. Analisis data peningkatan LM dan karakter dengan .uji Gain ternormalisasi.Hasil penelitian menunjukkan perangkat pembelajaran   yang dikembangkan valid, praktis dan efektif dan dapat meningkatkan LM mahasiswa. Kualitas pembelajaran  memenuhi kategori baik dan karakter mahasiswa meningkat.</p

    KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI TTW BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VII MATERI SEGITIGA

    No full text
    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif dengan strategi Think-Talk-Write berbantuan GeoGebra terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas VII materi segitiga. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Negeri Kendal tahun pelajaran 2013/ 2014. Pemilihan sampel menggunakan metode cluster random sampling, diperoleh siswa kelas VII F sebagai kelas eksperimen dan kelas VII E sebagai kelas kontrol. Pada kelas eskperimen diterapkan model pembelajaran kooperatif dengan strategi Think-Talk-Write (TTW) berbantuan GeoGebra, sedangkan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran ekspositori. Pengambilan data dilakukan dengan metode dokumentasi untuk mendapatkan data nilai ulangan tengah semester genap tahun pelajaran 2013/ 2014 mata pelajaran matematika dan metode tes untuk mendapatkan data nilai berpikir kreatif siswa yang kemudian dianalisis dengan uji ketuntasan dan uji perbedaan rata-rata. Hasil penelitian adalah (1) kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan strategi TTW berbantuan GeoGebra dapat mencapai ketuntasan belajar; dan (2) rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan strategi TTW berbantuan GeoGebra lebih baik daripada rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas kontrol. Dengan melihat hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif dengan strategi TTW berbantuan GeoGebra terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII pada materi segitiga efektif. Disarankan agar model pembelajaran kooperatif dengan strategi TTW berbantuan GeoGebra dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis sisw

    ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS X DALAM PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERDASARKAN GAYA BELAJAR SISWA

    No full text
    Artikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X berdasarkan gaya belajar siswa dalam pembelajaran discovery learning. Subjek penelitian deskriptif kualitatif ini adalah siswa kelas X MIA 3 MAN 2 Kudus. Pengumpulan data dilakukan melalui angket gaya belajar menurut Kolb, tes kemampuan pemecahan masalah, dan pedoman wawancara. Analisis seluruh data dilakukan dengan langkah-langkah: reduksi data, penyajian data, verifikasi, triangulasi, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan: 1) siswa converger paling banyak jumlahnya di kelas X MIA 3, 2) siswa converger, diverger, accommodator, dan assimilator memahami masalah dengan mengetahui apa yang diketahui dan ditanyakan serta menjelaskan masalah dengan kalimat sendiri. Mereka membuat rencana dengan menyederhanakan masalah, mencari subtujuan, membuat eksperimen dan simulasi, serta mengurutkan informasi. Mereka melaksanakan rencana dengan mengartikan masalah dalam bentuk matematika dan melaksanakan strategi selama penghitungan berlangsung. Siswa converger dan assimilator melihat kembali tanpa mengecek penghitungan yang terlibat, siswa diverger tidak melihat alternatif penyelesaian yang lain dan tidak mengecek penghitungan yang terlibat, siswa accommodator mempertimbangkan bahwa solusi yang diperoleh logis, bertanya kepada diri sendiri apakah pertanyaan sudah terjawab, mengecek penghitungan yang dilakukan, membaca kembali pertanyaan, dan menggunakan alternatif penyelesaian yang lai

    PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS PROYEK MODEL BANGUN RUANG SECARA MODULAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERUANGAN SISWA SMK PENERBANGAN

    No full text
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pembelajaran kooperatif berbasis proyek model bangun ruang secara modular yang dapat meningkatkan kemampuan keruangan siswa. Subyek penelitian ini adalah siswa SMK Penerbangan Bina Dhirgantara kelas XI jurusan penerbangan tahun pelajaran 2012/2013. Materi pokok pembelajaran pada penelitian ini adalah ruang dimensi tiga. Kemampuan keruangan pada penelitian disini meliputi persepsi keruangan, visualisasi keruangan, rotasi mental, hubungan keruangan, orientasi keruangan. Penelitian ini terdiri dari tahap uji coba dan tahap implementasi. Kelas uji coba merupakan kelas untuk melakukan uji coba model pembelajaran sampai hasil belajar siswa mencapai ketuntasan. Kelas Implementasi diberikan perlakuan model pembelajaran yang sudah diuji cobakan pada kelas uji coba hingga efektif. Hasil dari penelitian ini adalah model pembelajaran yang diterapkan dapat mengahasilkan ketuntasan belajar setelah 3 kali uji coba. Pada tahap implementasi model pembelajaran yang diterapkan dapat meningkatkan kemampuan keruangan siswa. Simpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif berbasis proyek model bangun ruang modular dapat meningkatkan kemampuan keruangan dengan memberikan penguatan pada kegiatan guru member motivasi siswa, kegiatan guru melatih kemampuan keruangan dan model bangun ruang modular yang bersifat umum
    corecore